DISKUSI PENELITIAN BERSPEKTIF GENDER

DISKUSI PENELITIAN BERSPEKTIF GENDER

Guna  memperkuat Universitas Negeri Yogyakarta sebagai Pusat Pendidikan dan Pengembangan yang Responsif Gender, beberapa agenda kegiatan Pusat Studi Wanita dan Gender LPPM-UNY terus dilakukan. Salah satu agenda yang berhasil diselenggarakan yaitu diskusi ilmiah pada hari Senin, 7 Mei 2018 di Ruang Sidang LPPM UNY, sebagai narasumber yaitu Ibu Alimatul Qibtiyah, M.Si, M.A, Ph.D (dosen UIN Sunan Kalijaga, peneliti dan aktifis perempuan di Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA). Peserta diskusi dihadiri oleh anggota Pusdi, mahasiswa S2. Acara diawali dengan sambutan Dr. Kokom Komariah, M.Pd selaku Ketua Pusat Studi Wanita dan Gender UNY menyampaikan bahwa bermula dari kegelisahan dan kegamangan untuk menjelaskan apa itu gender, apa saja perspektif  tentang gender dan benarkah  kesadaran tentang gender mempunyai daya ungkit untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam pembangunan ini,  maka menjadi pertanyaan tersendiri untuk segera dijawab. Untuk itu melalui diskusi penelitian gender dapat memberikan pemahaman serta wawasan kepada anggota pusat studi wanita dan gender mengenai apa dan bagaimana penelitian yang berspektif gender. Kajian ini penting  dilakukan  agar pusat studi ini dapat memberi kontribusi pengembangan pemikiran teoritik dan keilmuan serta kebijakan dalam pendidikan, juga dapat memberikan dukungan untuk mengatasi persoalan-persoalan  yang dihadapi  masyarakat khususnya permasalahan pada perempuan di berbagai daerah, begitu penjelasan ketua Pusdi di akhir sambutannya.

Diawal diskusi, Aimatul menyampaikan terkait dengan konsepsi gender. Ada beberapa sudut pandang gender yaitu gender sebagai fenomena, gender sebagai sebuah persoalan, gender sebagai sebuah perspektif, gender sebagai sebuah gerakan, gender sebagai alat analisis dan gender sebagai sebuah topik penelitian. Bagian terakhir disini yang menjadi kajian menarik, terdapat beberapa hal penting kenapa perlu penelitian gender, Aimatul menjelaskan bahwa  pengalaman perempuan dan laki-laki dapat berbeda terhadap masalah yang sama, misalnya pelecehan seksual, perkosaaan, KDRT dll, selain itu ada kesadaran bahwa perempuan banyak mengalami ketidakadilan berkaitan dengan keberadaan mereka sebagai perempuan. Aimatul juga memberikan 2 perbedaan dasar pada penelitian gender dan penelitian yang ber-perspektif kesataraan gender, perbedaannya pada penelitian gender berkonsentrasi pada fenomena gender dan dampaknya pada laki-laki dan perempuan sedangkan penelitian berspektif kesetaraan gender penelitian yang melihat indikator kesetaraan (akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dari aktifitas kehidupan). Dalam ilmu feminisme, terdapat 2 teori. Pertama, moderate atau different theory yang menyebutkan bahwa laki-laki dan wanita adalah setara tapi berbeda dan perbedaan tersebut bukan berarti satu pihak melebihi pihak lainnya (equal complementary). Dalam ide ini cenderung untuk mempertahankan peran gender secara tradisional. Sedangkan progressive atau sameness theory yang menyebutkan bahwa laki-laki dan wanita memiliki hak yang setara (equal partnership) dalam hal apa pun, karena pada dasarnya untuk mencapai suatu posisi tertentu, seseorang dinilai dari kecakapannya bukan dari jenis kelaminnya, lanjut Aimatul. Sesi diskusi ditutup dengan Tanya jawab, harapannya dari diskusi ilmiah ini para peserta mendapatkan pencerahan dan pemahaman kaitannya dengan isu-isu dalam penelitian gender. Untuk itu, diskusi ilmiah lanjutan akan diagendakan di bulan September mendatang (ATW).

Tags: